KEKUASAAN DAN KONFLIK DALAM KEPEMIMPINAN
Kekuasaan
merupakan sesuatu yang dinamis sesuai dengan kondisi yang berubah dan
tindakan-tindakan para pengikut. Berkaitan dengan hal ini telah dikemukakan
social exchange theory, strategic contingency theory dan proses-proses politis
sebagai usaha untuk mempertahankan, melindungi dan me-ningkatkan kekuasaan.
Dalam
kaitan dengan kekuasaan, para pemimpin membutuhkan kekuasaan tertentu agar
efektif. Keberhasilan pemimpin sangat tergantung pada cara penggunaan
kekuasaan. Pemimpin yang efektif kemungkinan akan menggunakan kekuasaan dengan
cara yang halus, hati-hati, meminimalisasi perbedaan status dan menghindari
ancaman- ancaman terhadap rasa harga diri para pengikut.
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan cara-cara
yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya cukup memiliki
kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses mempengaruhi yang timbal
balik yang terjadi antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Para
teoretikus telah mengidentifikasi berbagai taktik mempengaruhi yang
berbeda-beda seperti persuasi rasional, permintaan berinspirasi, pertukaran,
tekanan, permintaan pribadi, menjilat, konsultasi, koalisi, dan taktik
mengesahkan. Pilihan taktik mempengaruhi yang akan digunakan oleh seorang
pemimpin dalam usaha mempengaruhi para pengikutnya tergantung pada beberapa
aspek situasi tertentu. Pada umumnya, para pemimpin lebih sering menggunakan
taktik-taktik mempengaruhi yang secara sosial dapat diterima, feasible,
memungkinkan akan efektif untuk suatu sasaran tertentu, memungkinkan tidak
membutuhkan banyak waktu, usaha atau biaya.
Efektivitas
masing-masing taktik mempengaruhi dalam usaha untuk memperoleh komitmen dari
para pengikut antara lain tergantung pada keterampilan pemimpin, jenis
permintaan serta position dan personal power pemimpin tersebut.
Ada
beberapa pandangan tentang konflik yaitu pandangan tradisional, netral dan
interaksionis. Pandangan tradisional mengatakan bahwa konflik itu negatif,
pandangan netral menganggap bahwa konflik adalah ciri hakiki tingkah laku
manusia yang dinamis, sedangkan interaksionis mendorong terjadinya konflik.
Untuk
mengurangi, memecahkan dan menstimulasi konflik ada beberapa pendekatan atau
strategi yang dapat ditempuh sebagaimana disarankan oleh beberapa teoretikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar